Capter 2 Part 1 Alpha support
“Bagaimana tadi? Aku memberi support yang bagus, kan?”
“Y-Ya, Aku terselamatkan karena kau. Terima kasih.”
Saat dia sedang menenangkan dirinya, Akira memikirkan semua hal yang baru saja terjadi. Sensasi yang tersisa dan aliran adrenalin dari serangan monster, paru-parunya yang menjerit saat dia kehabisan napas karena dia berlarian seperti orang gila; kewaspadaannya terhadap gadis yang tidak dikenal, dan perasaan syukur setelah dia diselamatkan olehnya. Semua perasaan dan sensasi ini bersatu menjadi satu ketika dia membuat ekspresi campuran.
Sedangkan untuk Alpha, dia hanya berdiri di sana, menatapnya dan mencoba membaca lebih dalam ke dalam hatinya sambil mengeluarkan senyum indah yang membuat Akira mengendurkan kewaspadaannya.
“Sama-sama. Sekarang kau baru saja menyadari betapa hebatnya aku, Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. Apakah kau baik-baik saja?”
“Ya”
Alpha terus menatap mata Akira dan memberi anggukan seolah-olah dia akan berbicara dengan serius.
“Aku ingin kau menjelajahi reruntuhan tertentu. Tempatnya bukan di sini, namun ada di beberapa reruntuhan lainnya, dan itu adalah reruntuhan yang sangat berbahaya. Sejujurnya, Mustahil bagimu saat ini untuk menjelajahi tempat itu. Lupakan menjelajahi tempat itu, Mustahil bagimu untuk pergi ke sana, kau pasti akan mati di tengah jalan bahkan dengan support ku yang luar biasa. Itu sebabnya, sebelum pergi ke sana, Aku ingin kau mempersiapkan peralatan dan keterampilan yang cukup untuk dapat menjelajahi reruntuhan itu, Dan itu akan menjadi tujuan utama kita untuk saat ini …”
Merasa bahwa itu akan menjadi pembicaraan yang panjang, Akira dengan ragu membuka mulutnya dan berkata.
“Uhmm, bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“Apa itu? Tanyakan saja jika ada bagian yang tak kau mengerti.”
“Bukan itu maksudku. Jadi uhh, Aku mengerti bahwa ini adalah topik yang penting, tapi bisakah kita membicarakannya nanti? Sejujurnya, Jika memungkinkan aku ingin berbicara tentang bagaimana aku bisa kembali dengan selamat dari sini terlebih dahulu”
Alpha berhenti berbicara dan mengeluarkan senyum penuh arti kepada Akira saat dia terus menatapnya. Keheningan membuat Akira menciut sedikit dan ekspresinya menjadi tegang.
[…Oh sial, apa aku membuatnya marah? Mungkin aku seharusnya tidak memotong pembicaraannya]
Weapon dogs masih berkeliaran di sekitar gedung, jadi dia tidak bisa tetap berada di sana selamanya. Dia harus melakukan sesuatu untuk keluar dari situasi yang sulit ini, jika tidak, cepat atau lambat dia pasti akan terbunuh. Inilah alasan kenapa dia memotong pembicaraan Alpha, tapi kemudian, dia menyadari bahwa dia telah membuat Alpha marah, dan itu sama dengan memotong garis hidupnya sendiri.
Kepanikan dan kegugupan Akira mulai terlihat dari ekspresinya. Melihat hal itu, Alpha hanya terkikik tanpa menunjukkan rasa khawatir.
“Aku mengerti. Aku juga ingin bertanya padamu mengenai banyak hal setelah kita berada dalam situasi yang lebih baik. Jadi ayo kita keluar dari tempat ini dan kembali ke kota Kugamayama terlebih dahulu, lalu kita bisa melanjutkan pembicaraan kita setelah ini, ok?”
“Ya, aku mengerti”
Akira menghela nafas lega karena kesempatan bertahan hidupnya baru saja meningkat saat dia tahu bahwa dia tidak membuatnya marah.
Tetapi tiba-tiba, Alpha memberi perintah lain padanya sambil tersenyum seolah-olah dia dengan sengaja ingin menghapus rasa lega darinya.
“Kalau begitu turunlah sekarang juga”
Akira langsung tertegun dan tersedak. Lalu setelah dia pulih kembali, dia berdiri dengan pandangan tercengang.
Alpha tampaknya tidak terganggu oleh reaksi Akira. Dia dengan entengnya pergi begitu saja sambil melambai pada Akira seolah-olah dia mencoba untuk memimpin Akira yang hanya berdiri diam di sana.
“Apa yang salah? Ayo pergi”
Apakah ini baik-baik saja, Akira menyangkalnya panik.
“Tidak, bukankah, aku baru saja keluar dari sana, kan!? Jadi kenapa kita kembali ke tempat itu lagi!? Masih ada banyak monster yang berkeliaran di bawah, kau tahu?!”
“Aku tidak keberatan menjelaskannya kepadamu tetapi … Aku akan melakukannya selagi kita bergerak perlahan. Tapi ya, jika kau tidak bisa mempercayai Support yang kuberikan, maka aku tidak bisa berbuat apa pun. Aku tidak akan memaksamu atau semacamnya."
Setelah mengatakan itu, Alpha terus berjalan lebih dalam ke dalam gedung, meninggalkan Akira di belakangnya.
Rasa takut ketika kembali ke zona kematian, membuat Akira tidak bisa menggerakan kakinya. Tetapi setelah melihat Alpha menghilang masuk ke dalam gedung, dia hanya mengertakkan gigi dan mengikutinya.
Akira tidak memiliki kepercayaan diri untuk dapat kembali ke kota dengan selamat sendirian, belum lagi itu berkat support Alpha yang membuat dia sanggup bertahan dari serangan monster sebelumnya. Itu sebabnya, dia mengerti betul bahwa meskipun itu tampak seperti ide gila baginya, dia memiliki peluang bertahan hidup lebih baik jika dia mengikuti perintahnya. Jadi, dia memutuskan untuk bertaruh padanya dan bergegas menuju ke gadis yang tak dikenal itu.
Begitu dia memasuki gedung lagi, dia melihat Alpha berdiri di dekat pintu masuk sedang menunggunya sambil tersenyum. Menatap kepadanya, Akira merasakan campuran rasa malu dan sedikit rasa kekalahan yang aneh. Kemudian Alpha mulai berjalan menuruni tangga bersama Akira yang mengikuti di belakangnya.
Dia berjalan menuruni tangga dengan lambat dibandingkan ketika dia menaiki tangga secepat yang dia bisa beberapa saat yang lalu. Mengikuti perintah Alpha, dia berhenti, menyembunyikan diri, dan mulai berjalan lagi beberapa kali selama menuruni tangga.
“…Jadi, kenapa kita kembali ke bawah? Bukankah berbahaya di bawah sana?”
“Sangat berbahaya di bawah sana, kau tahu itu”
Akira terkejut dan kaget dengan jawaban cepat Alpha. Tapi kemudian dia buru-buru bertanya pada Alpha lagi.
“Tunggu sebentar !! Bukankah itu berbahaya?”
“Ada banyak monster yang berkeliaran di sana, kau tahu? Jadi tempat itu jauh dari kata aman. Apakah kau datang ke reruntuhan ini tanpa menyadarinya? Apakah kau pikir itu murni karena nasib buruk saat kau diserang di sana?”
“Tentu saja aku tahu itu … Tetapi bukan itu yang aku tanyakan. Jelaskan saja padaku, kau memang mengatakan bahwa kau akan melakukan itu saat kita bergerak, bukan?”
“Agar kau dapat kembali dengan selamat ke kota Kugamayama dari reruntuhan kota Kuzusuhara ini, kau harus keluar dari gedung ini. Tapi aku tidak berpikir kau memiliki kemampuan untuk melompat turun dari atap dan mendarat dengan selamat, itu sebabnya kita menuruni tangga -“
Akira bahkan tidak menunggu Alpha yang mencoba menjelaskan semuanya secara rinci kepada Akira. Dia menyela penjelasannya dengan nada yang tinggi sambil menatap Alpha yang menunjukkan ketidakpercayaan dan ketidakpuasannya.
“Baiklah, baiklah. Tetapi katakan padaku satu hal, jika aku menuruti semua yang kau katakan, maka aku akan dapat kembali dengan selamat, benar?”
Alpha menjawabnya dengan tatapan yang serius.
“Setidaknya, kupikir kau akan memiliki kesempatan bertahan hidup yang lebih baik dibandingkan jika kau melakukannya sendiri. Aku sudah mengatakan ini sebelumnya, aku tidak akan memaksamu untuk memilih. Jika kau tidak mempercayai supportku, maka aku tidak akan memberikanmu support karena itu akan sia-sia saja.”
Kemudian Alpha terus menatap Akira saat dia sedang menunggu jawabannya. Tergantung pada jawabannya, hubungan mereka mungkin akan berakhir di sana.
Setelah beberapa saat, Akira menundukkan kepalanya dan menyalahkan diri sendiri sambil mengatakan.
“…Maaf, ini salahku. Aku akan mematuhimu, jadi tolong bantu aku”
Alpha kembali tersenyum seolah-olah dia mendapatkan kembali suasana hatinya.
“Oke, jadi sekali lagi, aku akan berada dalam perlindunganmu”
Meskipun dia merasa lega, dia masih merasa gelisah. dan Akira dengan hati-hati bertanya lagi.
“…Dan juga. Jika memungkinkan, bisakah kau menjelaskan kepadaku alasan perintahmu sebelumnya dengan cara yang mudah bagiku untuk dimengerti sehingga aku tak akan gelisah? Tidak apa-apa walaupun jika kau hanya menjelaskan kepadaku poin-poin utama yang penting.”
“Ada perbedaan individu di dalam pola perilaku pada masing-masing weapon dog. Apakah mereka mengejar target sampai akhir atau mereka menetap di satu area. Apakah mereka terus mencari atau kembali ke markas mereka saat mereka kehilangan targetnya. Setelah mengamati perbedaan masing-masing individu, Aku memperkirakan hal itu saat ini, kesempatan kau akan bertemu monster apa pun jika kau kembali seharusnya sangat rendah. Bubuk mesiu yang mereka gunakan untuk senjata mereka diproduksi dari organ tertentu di dalamnya. Dan organ ini hanya dapat menyimpan bubuk mesiu dalam jumlah yang terbatas. Jadi, begitu mereka menggunakan semua bubuk hitam yang ada, perlu beberapa saat bagi mereka untuk mengisinya ulang kembali. Jadi, jika kau menemui salah satu dari mereka saat hal itu terjadi, maka kemungkinan yang ada sangat kecil bahwa kau akan tertembak dari belakang saat kau melarikan diri darinya. Tentu saja mereka akan datang padamu mencoba membunuh dan memakanmu, tetapi jika kau menjaga jarak sehingga mereka tidak bisa menggigitmu, maka aku yakin kau dapat membunuh mereka walaupun dengan pistol lemah itu. Setelah mempertimbangkan berbagai hal dan banyak faktor lainnya, aku memutuskan untuk memberikanmu perintah tadi. Aku telah meringkas semuanya di sana, kecuali, haruskah aku menjelaskan secara lebih rinci kepadamu?”
“…Tidak, itu cukup bagus … Kau bisa menjelaskannya ketika kita berada di atap, kau tahu?”
Melihat Akira yang masih belum puas. Alpha tersenyum seolah sedang berusaha menghibur anak kecil dan berbicara kepadanya.
“Akan ada banyak kejadian di mana aku tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan berbagai hal kepadamu. Jadi, jika aku harus menjelaskan setiap hal kepadamu setiap saat, suatu hari maka kamu akan terbunuh. Sebagai contoh, jika ada peluru yang akan menembus kepalamu dalam 3 detik dan aku harus menjelaskan kepadamu mengapa kau harus turun ke lantai secepat yang kau bisa., maka kau akan terbunuh di tengah penjelasanku. Hal yang sama akan terjadi jika aku memberitahumu untuk turun ke lantai dan kemudian kau bertanya kenapa. Lagipula, aku tidak bisa menyentuhmu, jadi sepertinya aku tidak bisa memaksamu untuk turun. Kau mendapatkan jawabanmu, jika kau tidak dapat mengikuti perintahku tanpa menanyakan alasannya, maka kau hanya akan berakhir dengan kematian. Hal yang sama terjadi pada saat ini, alasan mengapa aku bisa memberimu penjelasan yang panjang di sini adalah karena aku tahu kita sudah cukup aman sekarang, kau tahu?”
“…Aku mengerti.”
Meskipun dia yakin dengan penjelasan Alpha, dia juga merasa bahwa semakin dia bertanya, semakin dia terlihat bodoh. Karena itu, dia hanya menundukkan kepalanya dan mengangguk.
Setelah sampai di lantai pertama, Ekspresinya berubah menjadi suram saat sekilas terlintas akibat serangan yang hampir membuatnya terbunuh. Dia segera melihat sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada monster yang tersisa di sana. Begitu dia yakin, dia menghela nafas lega dan ekspresinya menjadi sedikit tenang. Tapi semua itu langsung terhapus ketika Alpha mulai memberinya perintah lagi dengan tatapan yang serius.
“Akira, dengarkan baik-baik perintahku dan cobalah yang terbaik untuk mengikutinya. Setiap kali kau bergerak di luar perintahku, itu akan meningkatkan kemungkinanmu untuk terbunuh, kau mengerti itu?”
“A-Aku mengerti”
“30 detik dari sekarang, lari secepat mungkin untuk keluar dari gedung lalu belok ke kiri. Tetap berjalan mengikuti jalan tanpa melihat ke belakang tidak peduli apapun. Dan ketika aku memberimu tanda, berbaliklah, letakkan pistol ke depanmu, dan tembakan semua peluru. Kau mengerti?”
“…O-Oke.”
Akira sudah mengerti dengan baik bahwa dia akan kehabisan waktu jika dia bertanya pada Alpha apa alasannya. Dan jadi dia baru saja menjawab pertanyaan Alpha dengan anggukan tegas sambil membuat ekspresi gugup dan takut.
Alpha meluncur ke samping seolah-olah dia membuat jalan untuk Akira, dan kemudian dia mengarahkan jarinya ke pintu keluar sambil menatap Akira.
Akira dengan cemas mengintip ke luar gedung, dia bisa melihat sisa-sisa serangan weapon dog yang berada di sana. Itu adalah pemandangan dari tempat kematian. Dia sudah mempersiapkan diri untuk berlari secepat yang dia bisa. Saat dia membungkuk ke depan untuk pergi dan melarikan diri dari tempat itu dengan sekuat tenaga, kakinya tertanam dengan kuat di tanah. Dia ragu-ragu. Melaksanakan dan pemahaman adalah dua hal yang berbeda. Dia memahaminya dengan baik, tetapi dia tidak memiliki cukup tekad untuk melaksanakannya.
Alpha mulai menghitung mundur.
“5… 4…. 3…”
Untuk sesaat Akira membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika waktu sudah habis. Jadi ia memutuskannya sendiri dan berlari.
Dia menerobos masuk antara celah gedung tinggi yang hancur dengan semua yang dia miliki. Dia dengan cepat kehabisan nafas, tetapi dia terus berlari. Jantungnya mulai menjerit kesakitan, tetapi dia terus berlari. Telapak kakinya mulai merasakan sakit karena dia menendang jalanan aspal yang keras, tetapi dia terus berlari. Dia mengertakkan giginya dan terus berlari. Dia tidak melihat monster di sekitarnya dan dia juga tidak mendengar suara pertarungan. Jadi dia mulai mempertanyakan mengapa dia terus berlari seperti itu.
Keheningan di sekitar memberitahunya bahwa dia hanya sendirian di reruntuhan itu. Paru-parunya, jantungnya, dan kakinya menjerit kesakitan memintanya untuk istirahat, tetapi dia mengabaikan jeritan itu saat dia terus berlari.
Dia tidak melihat apa pun di depannya dan tidak mendengar apa pun dari belakang. Dia mulai berpikir bahwa dia sekarang sudah aman. Tetapi saat dia mulai tenang, dia merasakan semua rasa sakit dan kelelahan akibat berlari.
[Saat ini aku seharusnya sudah aman , kan?]
Akira berhenti berlari dan beristirahat. Tapi kemudian dia melihat ke belakang untuk memastikan keselamatannya terlepas dari semua peringatan dari Alpha.
Akira ketakutan. Dia melihat monster besar yang tidak terlalu jauh dari tempat dia sedang berdiri. Meskipun itu hanya satu, itu lebih berbahaya daripada sekelompok monster yang menyerangnya.
Sekilas, monster itu tampak seperti weapon dog yang baru saja dia temui sebelumnya dengan meriam besar yang tumbuh di punggungnya. Tapi tidak seperti mereka, monster itu memiliki tubuh yang berbeda dari biasanya seolah-olah mencoba untuk menghancurkan hal yang seharusnya dengan 8 kakinya yang asimetris.
Hal yang sangat aneh adalah kepalanya yang seperti anjing dan bagaimana ia memiliki 2 mata di sisi kanan dan 1 mata di sisi kiri, itu bahkan meragukan apakah dia bisa melihat dengan jelas atau tidak dengan 3 mata berukuran asimetris itu. Tetapi, tidak diragukan lagi bahwa 3 mata itu terkunci kepada Akira.
No comments:
Post a Comment