Saturday, May 9, 2020

Rebuild World Chapter 2 Part 2 Bahasa Indonesia

Capter 2 Part 2 Alpha support

Monster itu membuka mulutnya dan meraung dengan keras. Pada saat yang sama, meriam di punggungnya terangkat dan menembakan satu round. Tembakan mendarat tidak terlalu jauh dari Akira saat itu meledak dan membuat puing-puing berterbangan. Namun berkat semua puing-puing yang berserakan, kerusakan yang diakibatkannya di sekitar area telah berkurang. Pada akhirnya, Akira hanya merasakan angin lemah bertiup ke arahnya dan akhirnya selamat dari ledakan tadi.






Sekali lagi monster itu mengangkat meriamnya seolah-olah dia akan menembakam round yang lain. Tetapi tidak ada yang terjadi, dia kehabisan amunisi. Mengeluarkan raungan keras lainnya, matanya sekali lagi, mengunci Akira dan mulai berlari ke arahnya.
 Sejak saat itu dia melihat ke belakang, Akira hanya berdiri diam saja di sana terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dan bahkan ketika monster itu mulai berlari ke arahnya, dia masih diam membeku di tempatnya.

 “Lari!!”

 Meskipun dia tidak bisa melihat Alpha sama sekali, dia bisa dengan jelas mendengar suara Alpha yang berteriak padanya. Berkat itu dia segera tersadar kembali dan mulai berlari secepat yang dia bisa. Tapi monster itu telah menutup sebagian besar jarak di antara mereka, dia akan tetap jauh dari monster itu jika dia terus berlari tanpa melihat ke belakang sama sekali. Itu seperti yang  telah diperingatkan Alpha, kesempatannya untuk terbunuh meningkat setiap kali dia tidak melakukan seperti yang di instruksikan Alpha.


Seluruh tubuhnya menjerit kesakitan, tetapi Akira mengabaikannya saat dia terus berlari. Dia bisa mendengar suara hentakan kaki di belakangnya semakin keras. Namun berkat bentuk tubuhnya yang cacat, kecepatan larinya relatif lambat, dengan begitu Akira bisa menjaga jarak darinya. Tapi tetap saja, tanah bergemuruh dan mengeluarkan suara keras setiap kali kakinya yang besar menginjak tanah, itu mengingatkan Akira betapa menakutkannya tubuh dan kakinya yang besar.

 Setiap kali Akira merasakan getaran dan mendengar suara langkah kaki monster itu bergema dari kejauhan, itu mengurangi kesehatan jiwa Akira. Tidak salah lagi, dia akan berubah menjadi daging cincang jika salah satu dari kaki besarnya itu menginjak dirinya.

Tiba-tiba, Alpha muncul di samping Akira yang terus berlari. Dengan cepat dia berada tepat di sampingnya seolah-olah dia melayang dan meluncur di atas tanah. Akira bisa melihat dengan jelas ekspresi campuran dari keseriusannya dan sedikit kekecewaan.

 “Ya ampun, bukankah aku sudah berkali-kali 

memperingatkanmu untuk tidak melihat ke belakang? Lain kali coba ikuti instruksi persis seperti yang aku katakan. Aku akan memberikanmu tanda saat kau harus berbalik dan menembak balik, jadi cobalah yang terbaik untuk mengikutinya, oke?”


 “Menembak kebelakang!? Apakah kau mengatakan kepadaku untuk bertarung menggunakan pistol ini?!”

 “Aku sudah mengatakan ini berulang kali kepadamu, aku tidak akan memaksamu untuk mengikuti instruksi”

“Aku akan mengikuti instruksimu!”

 Akira berteriak dan menyia-nyiakan kesempatannya yang berharga untuk menarik napas, tapi Alpha puas dengan jawabannya dan tersenyum senang.


 “Tidak perlu membidik apa pun. Arahkan pistolmu ke depan dan tembaklah secepat mungkin, oke?”

 “Oke!”

 Alpha mulai menghitung mundur dengan jari-jarinya.


“5… 4… 3…”

Akira membulatkan tekadnya dan membuat ekspresi muram. Dia tahu bahwa dia tidak punya pilihan lain karena dia akan 

terbunuh jika dia tidak melakukannya.

 “… 2… 1… 0!”

 Akira berbalik kebelakang secepat mungkin dan segera menembakan senjatanya tanpa membidiknya sama sekali.
 Tapi saat dia berbalik, mata besar monster itu sudah berada tepat di depan ujung laras senjatanya. Peluru-peluru yang dia tembak dalam jarak yang dekat, merobek menembus mata monster itu dan melesat lebih dalam ke kepalanya.
 Akira terus menarik pelatuk pistolnya seperti orang gila dalam jarak dekat seperti itu. Semua peluru yang keluar dari senjatanya masuk tepat ke kepala monster sehingga melukai monster itu dari dalam.

 Meskipun Akira telah menyebabkan banyak cedera pada monster itu, daya tahan yang bertambah menyelamatkannya dari kematian langsung. Tetapi tidak salah lagi bahwa ia sudah berada di pintu kematiannya karena ia terus berteriak kesakitan sampai kematiannya yang tak terhindarkan.

Meskipun monster yang mati itu jatuh lemas di tanah. Akira terus menarik pelatuk pistolnya yang sudah kosong. Hal itu hanya tejadi setelah dia melihat darah keluar dari kepalanya dan memastikan bahwa monster itu benar-benar berhenti bergerak sehingga dia melepaskan jarinya dari pelatuk..


 “…A-apa aku melakukannya …?”


Akira dengan kasarnya bernapas, tetapi dia masih bisa mengeluarkan beberapa kata. Karena dia tidak bisa mengkonfirmasi apakah monster itu benar-benar sudah mati atau belum, Akira menjaga pertahanannya sambil menatap monster itu. Saat dia sudah tenang dan mengatur napasnya sebentar, kenyataan bahwa dia telah membunuh monster itu mulai disadari ketika dia melihat monster mati yang basah oleh darahnya sendiri.


 “Akira”


 Akira berbalik ke arah suara ketika dia akan terjatuh.  Kemudian ketika  dia ingin mengucapkan terima kasih dan maaf dengan wajahnya yang masih tercengang saat dia melihat Alpha menunjuk ke luar reruntuhan sambil tersenyum. Dia segera bangkit kembali.


 “Dalam 10 detik…”


 Akira berlari tanpa menunggu kalimatnya berakhir.


 Alpha terus menatap Akira saat dia berlari, dia hanya tersenyum dan tiba-tiba menghilang, meninggalkan mayat monster itu sendirian di belakangnya.


 Akira yang terus berlari secepat secepat mungkin dari monster yang menyerangnya, tidak menyadarinya, bahwa ada banyak hal yang terjadi di belakangnya.


 Sama seperti Akira, para monster itu juga bisa melihat Alpha, jadi mereka mencoba memakan Alpha yang berada di belakang Akira.


 Sementara Alpha menggunakan dirinya sebagai umpan untuk memimpin monster-monster di sekitar, kemudian dia akan membiarkan dirinya 'dimakan' setelah dia mengatur posisi mereka.



Monster-monster itu tidak bisa merasakan apa pun walaupun mereka telah menggigitnya. Dengan begitu, mereka akan berhenti sebentar karena mereka bingung dengan apa yang sedang terjadi.


 Kemudian, Alpha akan memberitahu Akira untuk menggunakan kesempatan itu untuk menembak monster-monster ini. Dan itu seperti sebelumnya ketika Akira menembak mata dan membunuh monster itu, Alpha memanipulasi posisi dan kondisi monster dengan menggunakan dirinya sebagai umpan sehingga Akira dengan mudah dapat menghancurkan mereka.


 Kelompok monster itu muncul ketika Akira menerima permintaan Alpha, tetapi Akira yang berlari secepat yang dia bisa ke bagian luar reruntuhan sama sekali tidak menyadari hal itu.


 Entah bagaimana Akira bisa keluar dari reruntuhan kota Kuzusuhara. Tempat itu masih sedikit berbahaya, tapi jauh lebih aman berada di sini dibandingkan dengan bagian dalam reruntuhan.


 Alpha tiba-tiba muncul dan menyambut Akira seolah-olah dia sudah sampai di sana terlebih dahulu. Akira segera berlutut, berusaha mengatur napasnya. Kemudian Alpha dengan lembut berbicara kepadanya.


 “Aku tidak keberatan jika kau ingin beristirahat di situ, tetapi apakah itu baik-baik saja jika aku melanjutkan pembicaraan kita? Kami berada di tengah-tengah pembicaraan tentang bagaimana kau akan mendapatkan equipment dan skill yang cukup untuk menjelajahi reruntuhan yang aku ingin untuk kau jelajahi”


“Ah, tentu, lanjutkan”


“Untuk equipment, kau harus membelinya atau mengambilnya dari reruntuhan. Namun equipment dunia lama yang dapat kau temukan di reruntuhan jauh lebih kuat dibandingkan equipment yang biasa dijual. Jadi aku berpikir kau dapat membeli equipment pertamamu, dan kemudian menggunakannya untuk berburu equpment dunia lama dari reruntuhan. Dan juga kemampuanmu … Tidak ada cara lain selain melatih dan mengalami pertempuran sungguhan. Tetapi tidak usah khawatir, Dengan bantuanku aku bisa memberikannmu latihan yang terbaik.”


  Akira tidak bisa membayangkan latihan seperti apa itu. Tetapi mendengar dari seberapa percaya dirinya Alpha mengatakannya, setidaknya dia tahu bahwa itu pasti semacam pelatihan yang sangat efektif.


 “Itu akan sangat membantu. Tapi apakah itu tidak apa-apa bagimu untuk memberikanku banyak bantuan?


 “Jangan khawatir, ini sudah termasuk dari uang mukaku, kau tahu. Hal ini juga  agar kau dapat menyelesaikan permintaanku. Jadi pada akhirnya, Kurang lebih itu juga demi diriku sendiri. Jika kau berpikir bahwa aku mungkin telah memberikan terlalu banyak uang muka kepadamu. Maka kau harus memberikan yang terbaik dalam melakukan latihan kerasmu”


 “O-Oke, aku akan melakukan yang terbaik.”


 Akira meringis dan mengangguk, dia bisa merasakan betapa kerasnya pelatihan khusus ini yang dia bicarakan dilihat dari senyumnya.


 Alpha tampak puas saat dia membalas dengan anggukannya.


 “Tujuan utama kini saat ini adalah agar kau dapat menjadi hunter yang kuat sehingga kau bisa mendapatkan cukup uang untuk mendapatkan equipment berkualitas tinggi. Tapi pertama-tama, kau harus pergi ke kantor hunter, kau harus mendaftarkan diri sebagai hunter resmi dan lulus dari menjadi hunter yang mengklaim dirinya sendiri … Untuk jaga-jaga, izinkan aku bertanya tentang satu hal, apakah kau sudah mendaftarkan diri sebagai hunter resmi??”


 Akira mengeluarkan sertifikat hunter dari dadanya. Itu tampak seperti hanya selembar kertas murah dengan bukti tertulis yang mengatakan bahwa dia adalah pekerja peringkat ketiga bersertifikat dari pemerintah daerah wilayah timur. Itu juga memiliki nomor ID hunter dan nama yang tertulis di atasnya.


 Melihat sertifikat hunter sangat sedikit yang terlihat seperti sertifikat palsu, Alpha bertanya lebih lanjut.


 “…Apakah itu sertifikat hunter … Sesuatu yang terlihat semurah itu? Tolong jangan salah sangka, bukan berarti aku meragukannya, Semua baik-baik saja selama kau dapat menggunakannya sebagai sertifikat hunter … Jadi, serifikat itu baik-baik saja, kan?”


 “Kurasa … Seharusnya itu akan baik-baik saja.”


 Staf di kantor hunter memberinya selembar kertas ketika Akira mendaftarkan dirinya di sana, tidak salah lagi. Tetapi setelah Alpha menunjukkan bagaimana itu terlihat sangat murah, Akira mulai meragukan dirinya sendiri.


 “Aku ingin menanyakan banyak hal kepadamu seperti di mana kau mendaftarkan diri sebagai hunter, apakah tidak apa-apa?”


 “Tentu”




Ketika ia menceritakan kisahnya kepada Alpha pada waktu itu, Akira mengingat semua hal buruk yang terjadi padanya dan membuat ekspresi yang beragam.


 Akira pergi ke kantor hunter yang berada di distrik bawah kota Kugamayama.


 Tempat itu terletak agak jauh dari kota kumuh. Dari luar, itu tampak seperti bar setengah hancur karena setengah dari surat-surat di papan namanya sudah tak bisa dikenali. Jika bukan karena simbol kantor hunter di papan namanya, tidak akan ada yang tahu bangunan itu adalah kantor hunter.


 Staf yang melayani Akira adalah seorang pemuda mabuk yang sepertinya tidak ingin melakukan pekerjaan apa pun. Menjadi seorang hunter adalah pekerjaan yang cukup populer. Bahkan di wilayah timur sekalipun dan di sana terdapat banyak hunter hebat di daerah itu, tetapi pria itu sama sekali tidak mengeluarkan perasaan itu. Meskipun ini adalah pekerjaan yang populer, banyak orang tidak suka ditempatkan dekat dengan kota kumuh. Pria itu pasti seseorang yang diturunkan pangkatnya dan dipindahkan ke pos ini yang sesuai dengan motivasi dan kemampuannya.


 Akira dengan gugup bertanya kepada pria itu.


 “Aku datang untuk menjadi hunter, bolehkah aku mendaftarkan diri di sini?”


 Staf itu tampak kesal saat dia mendecakkan lidah dan meletakkan majalah yang sedang dia baca. Dan kemudian dia melanjutkan tugasnya, meskipun, Akira dapat melihat dengan jelas bahwa dia tidak ingin melakukannya.


 “…Namamu?”


  “Akira”


 Staf itu mengoperasikan terminal di depannya, tidak lama kemudian, sebuah printer di dekatnya mencetak selembar sertifikat hunter yang sudah ditandatangani. Dia mengambil kertas dari printer dengan kasar dan menyerahkannya kepada Akira. Setelah selesai dengan pekerjaannya, ia dengan cepat meraih majalahnya dan mulai membaca lagi.

 Akira bingung, dia melihat berulang-kali sertifikat hunter yang baru saja dia terima kepada staf itu. Dia berpikir bahwa mendaftar sebagai hunter akan membutuhkan lebih banyak pekerjaan daripada ini, tetapi disini, dia hanya memberitahukan namanya pada staff dan selesai sudah. Dia tidak yakin apakah pendaftarannya benar-benar sudah selesai atau belum, jadi dia tanpa sadar bertanya kepada staf itu.

 “A-Apakah hanya itu saja?”

 Staf itu tampak kesal ketika dia mengalihkan pandangannya dari majalah kepada Akira.


 “Itu saja, sekarang pulanglah”
 “Kau hanya perlu namaku? Apakah kau tidak memerlukan informasi lain …?”

 Dari lubuk hatinya dia tampak sangat kesal saat dia membuat gerakan untuk mengusir Akira dan mengatakan padanya.


 “Karena kau akan mati dalam waktu singkat, apakah kau benar-benar berpikir aku akan meminta informasimu lebih lanjut? Aku tidak peduli dengan informasi yang kau miliki. Sejujurnya, Aku bahkan tidak terlalu peduli dengan namamu. Aku hanya memintanya karena itulah aturannya, Aku bahkan tidak ingin tahu apakah itu nama aslimu atau bukan”
 Itu mengingatkan Akira tentang betapa berharganya seseorang seperti dirinya. Setelah menyadari hal itu, dia hanya terdiam dan berjalan pergi dari kantor hunter.
 Akira terus menatap sertifikatnya setelah dia selesai menjelaskan bagaimana dia mendapatkannya. Ketika dia mengerti situasi yang dia hadapi, dia bersumpah akan keluar dari kondisinya saat ini.

 Alpha tersenyum seolah-olah dia berusaha untuk menghibur Akira.

 “Kita akan memulai pelatihanmu dari membaca dan menulis, bagaimanapun juga, mengumpulkan informasi adalah hal yang sangat penting. Tetapi jangan khawatir, kau akan dapat membaca dan menulis dalam waktu singkat dengan support tingkat pertamaku”

 “Aku mengerti. Mohon bantuannya… Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu bahwa aku tidak bisa membaca?”

 “Nama yang tertulis di dalam sertifikat hunter itu, adalah Ajira”

 Pria itu tidak hanya memperlakukannya dengan tidak menyenangkan, dia bahkan membuat kesalahan pada pekerjaannya. Akira mati-matian berusaha menahan diri untuk tidak menghancurkan sertifikat hunternya sendiri.
 Lalu Alpha membuat saran sambil tersenyum pahit.

 “Saat ini mari kita kembali ke kota Kugamayama, lalu kita dapat melanjutkan pembicaraan kita di sana. Sampai kau belajar bagaimana cara menulis dan membaca, Aku akan melakukan pembacaan di tempatmu”

Akira hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun. Dia menyelipkan sertifikat hunternya kembali dan mulai berjalan menuju Kugamayama. Alpha mengikutinya dan mulai berjalan di sampingnya.

 Akira mengajukan pertanyaan sederhana untuk meringankan suasana di sana.

 “Ngomong-ngomong, apa nama monster yang baru saja kukalahkan di reruntuhan kota Kuzusuhara?”

 “Itu adalah weapon dog”

 “…Benarkah itu? itu tidak terlihat mirip sama sekali, jadi monster itu juga dari tipe yang sama dengan mereka? “

 “Mungkin saja, yang satu itu melakukan kesalahan saat melakukan pengubakan bentuk. Itu sebabnya kau dapat dengan mudah mengalahkannya”

 “Apakah penampilannya itu hanya untuk menarik perhatian?”

 “Itu tergantung dari cara kau melihatnya. Monster itu memiliki kelemahan fatal yang memungkinkanmu  dapat mengalahkannya dan itu mungkin hanya karena keberuntunganmu saja bahwa kau dapat menggunakan kelemahannya itu. Tetapi jika sekali lagi kau bisa mengalahkan monster semacam itu , maka itu mungkin saja bahwa penampilannya hanya untuk menarik perhatian, tentu saja itu bisa terjadi jika kamu bisa mengalahkannya lagi tanpa bantuanku.

 “Tidak, itu tidak mungkin”


 “Maka itu berarti bahwa dukunganku benar-benar bagus, jadi kamu lebih baik berterimakasih untuk hal itu, oke?”


 “Terima kasih banyak”


 “Sama-sama.”


 Akira dan Alpha terus berjalan ke arah kota sambil berbicara omong kosong begitu saja.


 Dari luar, Akira akan terlihat seperti anak gila yang sedang berbicara sendirian. Tapi di sana tidak ada orang yang memberitahunya.


 Itu tentu saja menyelamatkan Alpha yang terus mengamatinya sejak mereka bertemu.







No comments:

Post a Comment